Jumat, 29 Mei 2009

sahabat itu adalah teman yang benar-benar dekat sampai tahu hal-hal kecil tentang kita. Ada juga yang bilang sahabat itu kalau kemana-mana selalu bareng. Tetapi salah satu sahabat saya bilang, sahabat itu adalah teman dalam suka dan duka, tapi tahu batas dimana suatu saat ketika teman dapat masalah, kita harus membiarkan dia mengatasi masalahnya sendiri agar teman tersebut tumbuh lebih matang dan mandiri.

Terkadang saya dengan enteng menyebut, dia itu sahabat saya. Tapi ketika ditanya ini itu tentang sahabat saya yang berhubungan dengan keluarga, pendidikan dan lain-lain, saya bingung jawabnya. Dari situ saya mikir, apa saya ini sahabat yang baik? Apa saya pantas disebut sahabat? Karena saya menganggap sahabat adalah orang yang bisa melihat kita dari hati ke hati, bukan karena tampang, materi, latar belakang, pendidikan dan lain-lain. Karena itu saya memang jarang menanyakan hal-hal yang berbau privacy ke sahabat-sahabat saya. Saya lebih sebagai pemberi masukan dan penerima keluh kesah sahabat-sahabat saya. Bukannya saya orang yang nggak peduli dan nggak mau tau, tapi menurut saya persahabatan bukan dinilai dari sedalam apa kita tau tetek bengek orang tersebut, melainkan sedalam apa kita memahami orang tersebut. Saya sudah ngerasain pahitnya persahabatan ketika saya bilang dia sahabat saya, ternyata dia hanya memanfaatkan apa yang saya punya dan lain-lain. Ketika saya sedang jatuh, dia malah meninggalkan karena merasa ga ada yang bisa diberikan oleh saya.

Lebah putih, kau mendengung di jiwaku, mabuk madu,
angin kibasan sayapmu melingkarkan asap perlahan.

Akulah dia yang tak berharapan, kata tanpa suara gema.
Akulah dia yang kehilangan, dan mendapatkan segalanya.

Pada tambang kapal penghabisan, berderit rinduku.
Pulauku kering, kau di sana bunga mawar terakhirku.

Ah, engkau. Engkau yang bergeming diam.

Biarkan ceruk matamu mengatup. Di sana malam gugup.
Ah tubuhmu, patung yang ketakutan. Sempurna telanjang.

Matamu, mata yang dalam, di mana melecut malam.
Lengan dingin bunga-bunga, dan selingkar mawar.

Ah, engkau. Engkau yang bergeming diam.

Ada kesunyian itu, tersebab engkau tak ada.
Hujan turun. Angin laut memburu camar tersasar.

Maka tampak payudaramu bagai siput putih.
Kupu-kupu bayang singgah tidur di perutmu.

Di jalanan basah, air melangkah dengan kaki telanjang.
Di pohon itu, dedaunan demam menggerutu.
Pada sebuah senja, di langitku, kau menjelma jadi awan
aku jadi cinta tersebab bentuk dan warna-warnamu itu.
Engkau milikku, bagiku, perempuan berbibir madu
dan dalam hidupmu, mimpi-mimpiku tak mati-mati.

Nyala pelita di jiwaku membasuh kedua kakimu,
Anggurku yang masam, terasa lebih manis di bibirmu,
Lagu pujian malamku, seluruhnya hanya bagimu,
O betapa ada satu mimpi: meyakini kau jadi milikku!

Kau milikku. Milikku. Kuteriakkan pada angin petang,
dan angin pun menghela suaraku nelangsa di pundaknya.
Pemburu kedalaman mataku, engkau si perampas
sebab masih saja naluri malammu mengira ia telaga.

Kau terperangkap dalam jaring musikku, Sayangku,
dan perangkap musikku itu meluas seluas angkasa.
Jiwaku lahir pada pantai perkabungan di matamu.
Di mata berkabungmu itu, negeri mimpi memulai diri.
Pagi yang penuh dengan badai ganas
di hati yang kini musim panas.

Awan mengembara bagai sapu tangan putih perpisahan,
angin, bepergian, melambaikannya di segenap tangan.

Hati angin yang tak terbilang ada
berdebaran pada kebisuan cinta kita.

Seperti takdir dan orkestra, bersuara di antara pepohonan
seperti bahasa yang disesaki perang dan tembang.

Sehembus lekas angin membawa dedaunan mati
menangkis anak panah beruntuntun burung-burung.

Seombak angin menghembusnya telanjang dada
tanpa percik, ringan tapi ada, seperti api.

Kecupan-kecupannya pecah dan lalu tenggelam,
Menyerbu memburu ke pintu angin musim panas.

Seiring derap langkah yang kian menjauh,

Ku tatap buku kecil berisi semua kenangan tentang kita,

Dulu..

Kita bergurau bersama,

Tawa kita terbias bersama,

Langkah kita berayun bersama,

Tangis kita terurai bersama,

Dulu..

Semua kenangan indah kita jalani bersama,

Dulu..

Kita berbagi suka, duka dan cerita bersama,

Kita tersenyum, menangis, dan melangkah bersama.

Dulu..

Kau mampu buatku tersenyum dalam sedihku,

Namun kini,

Semua hanya bisa kita rasakan malalui sebuah gambar,

Sebuah gambar berharga yang tak hidup dan tak mungkin terulang.

Kini..

Aku menangis sendiri teringat engkau,

Aku tersenyum sendiri teringat ulahmu,

Aku menjerit sendiri teringat semua kenangan indah kita,

Berharap semuanya dapat terulang.

Entah bagaimana parasmu kini,

Entah kapan kita dapat kita dapat bersua lagi,

Entah kapan kita dapat tertawa bersama lagi,

Meski kini kita jauh,

Meski kini kita terpisah,

Meski kini jarak memaksa kita untuk tak bersua lagi,

Namun semua kenangan tentang kita akan selalu menghiasi pikiranku,

Namun paras ayumu akan selalu terbayang olehku.

Kau kan selalu menghiasi indahnya mimpiku,

Dan doaku akan selalu menyertaimu,

Kuharap kau pun begitu.

Sampai jumpa sahabat,

Aku benar-benar berharap dapat berjumpa denganmu lagi,

Yakinlah,

Kau kan selalu ada di hatiku,

Ku takkan pernah melupakanmu.

Tuhan,

Izinkan kami berjumpa kembali....

Kamis, 28 Mei 2009

Hy smua........????
Loe tw g sm nk" vly,psti tw dwng....
Fto ni tu d'ambl wktu qt slsai pngukuhan.......
W tu sneng bgt ikt eskul vly,al'a w bza knl ma yg laen na....
Qt tu kmpk bgt loh v kdng jg g kmpk ch.....aplgi lw slh stu ry qmi da yg ge mrhan.....v mrhan na g lma.....Ayo dwng gbng ma qt nk" vly yg cute".....

ayo tbak ge dma nh........?
Mo pd tw g,ne w ma ca"ge d'bgor........
Qt k'bgor ge da tgas ilmiah ry skull.Loe psti dh tw dwng ma ca" !!!
Dy th rang na lucu bgt.....slain lucu dy jg rang na pntr bgt nggodain tmn"......


W sma dy sdraan,Qt th 1 skul trs ry SD ampe SMU lh........
Homz qt jg ga jauh ko,skrng w stu klz ma dy........